Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran telah resmi membuka Prodi S1 Bisnis Digital untuk tahun ajaran 2020/2021. Selanjutnya, UNW juga telah bekerja sama dengan berbagai perusahaan besar dan UMKM di Kota dan Kabupaten Semarang. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan sistem yang dianut oleh setiap Perguruan Tinggi haruslah berangsur diubah. Seiring dengan kebutuhan dan tuntutan tersebut, perubahan kurikulum ini menjadi upaya untuk pengembangan inovasi terhadap suatu tuntutan tersebut.
Plt. Wakil Rektor Bidang I, Kustiyono, S.Kom, M.Kom, Ak membuka kegiatan bedah dan pengembangan kurikulum S1 Bisnis Digital pada Jumat (17/07) di Ruang Sidang Gedung E UNW. Ia menyampaikan bahwa mulai kurikulum tahun 2020 ini, Perguruan Tinggi menganut sistem Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dimana mahasiswa nantinya akan diwajibkan untuk menempuh pendidikan lapangan dan berkontribusi langsung dengan praktisi.
“Tahun ajaran ini ada kurikulum baru yang mewajibkan seluruh mahasiswa terjun lapangan, nantinya di UNW ini akan saya tempatkan di semester 5 dan 6, dimana mahasiswa full magang di perusahaan.” Tambahnya.
Adanya KKNI ini dapat berpengaruh besar terhadap wawasan mahasiswa nantinya terhadap perkembangan bisnis digital. Kustiyono juga menambahkan bahwa banyak UMKM sekarang ini yang membutuhkan strategi marketing melalui platform-platform digital, namun mereka masih kekurangan SDM yang memahami hal tersebut.
“Kemarin itu saya dihubungi oleh perusahaan batik tulis dari pekalongan, mereka membutuhkan bantuan kita untuk memasarkan produk-produknya. Nah saya lihat websitenya itu masih sangat sederhana sekali, untuk itu saya berencana Prodi Bisnis Digital ini lah yang akan saya gunakan untuk bekerja sama.” Jelasnya.
Acara ini juga dihadiri oleh beberapa praktisi dari kalangan digital marketing, antara lain Dian Apradika Kusumawati, direktur KAF School Semarang, Arianto Amd (SEO), Haris Sujatmiko dan Ahmad Taufan.
“Acuan mengembangkan kurikulum Bisnis Digital ini dibagi menjadi empat tahapan tahun, tahun I mencetak reseller dan dropshipper, tahun II mahasiswa sudah mampu membangun branding sendiri, tahun III dapat mengembangkan usaha sampai ke perizinan, dan tahun IV nantinya mereka dapat magang dan mengerjakan skripsi”, Jelas Dian.
Sementara itu, Haris Sujatmiko menambahkan bahwa mata kuliah konten visual sangat penting untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penerapan strategi marketing di era digital ini. Konten visual ini mencakup berbagai media yang akan digunakan untuk memasarkan produk, berupa gambar, foto, video, copy writer, blog, website, riset pasar dan media sosial.
Pengelolaan SDM juga menjadi faktor penting dalam Prodi Bisnis Digital. “Nantinya mahasiswa juga akan menjadi influencer digital marketing di perusahaan dan UMKM. Mereka juga wajib diajarkan bagaimana merekrut, mengelola dan membina SDM dengan baik.” Jelas Arianto.
Selanjutnya, Ahmad Taufan juga memberikan arahan bahwa dalam mengembangkan sebuah bisnis digital, manajemen operasi juga dibutuhkan, dimana di dalamnya dilakukan sesuai Standar Operaisonal Perusahaan (SOP). “Kalau di perusahaan saya, karyawan saya wajibkan untuk solat, saya sisipkan dakwah ringan agar mereka selalu mengingat Tuhannya,” tambahnya.
Oleh: Setya Indah Isnawati